Selamat Datang di Laman AGPG (Asosiasi Guru Penulis Grobogan) Asosiasi Guru Penulis Grobogan, merupakan perkumpulan guru yang berkomitmen untuk mengembangkan kompetensi bidang penulisan buku dan penyediaan bahan ajar bagi siswa

Catatan Hari Pertama Diklat GEMA RUSA MENUKU

Jenis tulisan: artikel, reportase
Nama penulis: Ulfana Hidayati, S. Pd. I
Unit Kerja : SDIT Darut Tauhid Gabus

Hari ini, saya memulai langkah pertama dalam perjalanan literasi melalui Diklat Penulisan Buku GEMA RUSA MENUKU (Gerakan Bersama Guru Bisa Menulis Buku). Diklat ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan ajakan bagi guru untuk menulis, berbagi cerita, dan meninggalkan jejak pemikiran dalam bentuk buku. Dari namanya saja, sudah terasa semangat besar yang ingin ditularkan—bahwa setiap guru memiliki pengalaman dan ilmu yang layak dibagikan.

Diklat ini diselenggarakan oleh AGPG Grobogan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan dan dilaksanakan secara daring pada 25–26 Maret 2025. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring, memungkinkan peserta dari berbagai daerah untuk belajar tanpa batasan jarak. Namun, sesi pembelajaran tidak berhenti di sini. Pada bulan April, kegiatan akan berlanjut secara luring, memberikan kesempatan bagi peserta untuk berdiskusi lebih mendalam dan mengasah keterampilan menulis secara langsung. Selain itu, pendampingan menulis akan berlangsung hingga bulan Juni, memastikan setiap peserta dapat menyelesaikan karyanya dengan bimbingan yang optimal.

Acara dibuka dengan penuh semangat oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, Bapak Purnyomo. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi lebih dari 1.000 peserta yang hadir, yang terdiri dari guru, kepala sekolah, dan pengawas. Tantangan besar pun disampaikan, yaitu agar setiap peserta dapat menyelesaikan satu buku yang akan diterbitkan secara resmi. Bahkan, ada rencana untuk mengadakan peluncuran buku bersama dengan target pemecahan Rekor MURI. Sebagai tambahan motivasi, penulis terbaik juga akan mendapatkan apresiasi khusus yang akan beliau berikan.

Hari pertama diklat menghadirkan dua materi utama yang sangat bermanfaat. Materi pertama disampaikan oleh Ibu Sutarti, yang membahas proses penulisan buku dari tahap perencanaan hingga penerbitan. Pemaparannya yang runtut dan jelas memberikan pemahaman bahwa menulis buku bukanlah sesuatu yang mustahil. Beliau menjelaskan langkah-langkahnya secara sistematis, mulai dari menemukan ide, menyusun kerangka, hingga memastikan naskah siap terbit. Dengan penyampaiannya yang ringan namun berbobot, peserta semakin percaya diri bahwa setiap guru memiliki potensi untuk menulis dan menerbitkan buku mereka sendiri. 

Materi kedua dibawakan oleh Bapak Eko Budiyono, yang membahas teknik penulisan buku. Salah satu hal menarik yang beliau sampaikan adalah tentang kalimat efektif. "Normalnya, kalimat efektif itu minimal 7 kata dan maksimal 17 kata. Kalau lebih dari 17 kata, itu bukan kalimat efektif, tapi kalimat ruwet!" candanya, yang langsung disambut tawa peserta.

Dari hari pertama diklat ini, saya semakin menyadari bahwa menulis bukan sekadar hobi atau keterampilan, tetapi sebuah cara untuk meninggalkan warisan pemikiran. Setiap guru memiliki pengalaman dan ilmu yang bisa menginspirasi orang lain. Jika tidak dituliskan, ilmu itu bisa hilang begitu saja. Menulis adalah cara untuk memastikan bahwa gagasan, pemikiran, dan pengalaman kita dapat terus bermanfaat bahkan di masa depan.

Sebagai bentuk latihan, peserta diberikan tugas untuk membuat tulisan liputan tentang kegiatan hari pertama diklat, yang nantinya akan diunggah ke website AGPG Grobogan. Tugas ini bukan hanya sebagai latihan menulis, tetapi juga langkah awal dalam membiasakan diri menuangkan gagasan secara sistematis dan menarik.

Meskipun diklat ini berlangsung secara daring, suasana kelas terasa kondusif dan penuh interaksi. Para peserta aktif berdiskusi, bertanya, dan berbagi pengalaman, menciptakan suasana yang dinamis dan inspiratif. Rasanya seperti benar-benar berada dalam satu ruangan yang sama, saling mendukung untuk berkembang dalam dunia kepenulisan.

Setelah mengikuti hari pertama diklat ini, saya merasa semakin bersemangat untuk menulis. Materi yang disampaikan membuka wawasan baru dan membuat saya semakin yakin bahwa menulis bukan soal bakat, tetapi soal kemauan, latihan, dan keberanian untuk memulai. Kini, saya siap melangkah lebih jauh dalam perjalanan literasi ini!


Silakan berkomentar dengan sopan

0 Komentar