Saat menempuh pendidikan lanjut S2 saya pernah diberikan pesan oleh seorang guru yang saat itu saya wawancarai dalam penelitian saya. Kurang lebih isinya tentang saran untuk saya agar tidak menjadi guru. Ia berasalan bahwa menjadi guru itu ilmunya tidak berkembang. Maka, saya manggut-manggut saja. Karena saat itu pun saya sama sekali belum terjun dalam dunia pendidikan. Menurut beliau lebih baik sekalian saja menjadi dosen, yang ilmu terus berkembang.
Namun, menurut kalian apakah hal itu relevan dengan para guru saat ini? Betulkah menjadi seorang guru itu ilmunya tidak berkembang? Saya pribadi sekarang sangat menyadari, berkembang tidaknya, mau apapun pekerjaan kita, baik guru, dosen atau yang lainnya. Semua bergantung pada diri kita masing-masing. Apakah kita mau terbuka untuk mengembangkan diri. Ataukah kita cukup ditempat saja dengan ilmu lama yang kita miliki.
Pada kesempatan ini saya sangat senang sekali dapat mengikuti kegiatan pengembangan diri yang diadakan oleh komunitas Guru Penulis di Kabupaten Grobogan. Kegiatan ini adalah Diklat Kepenulisan. Dulu saya lumayan sering menulis diary, jika untuk tulisan ilmiah mungkin terakhir kemarin saat saya membuat laporan penelitian tindakan kelas. Diklat Kepenulisan ini merupakan salah satu fasilitas pengembangan diri bagi guru yang berminat mengikuti. Jadi, bukankah benar? Seorang guru pun bisa mengembangkan ilmunya.
Pada diklat ini diberikan penjelasan mengenai penulisan buku. Output yang diharapkan masing-masig guru yang mengikuti diklat dapat menerbitkan satu buku hasil karyanya sendiri. Saya sendiri awalnya tidak tertarik. Namun, melihat dianjurkannya kegiatan diklat ini, akhirnya saya ikuti. Pada pertemuan pertama hari ini, Selasa 25 Maret 2025 saya mendapatkan pengetahuan baru bahwa tujuan penulisan buku ini ada beberapa hal. Yaitu, membagikan pengetahuan dan pengalaman, mengembangkan gagasan dan konsep, meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang suatu topik atau tema, membuat edukasi untuk pembaca, serta membangun reputasi sebagai penulis dan ahli.
Tentunya dengan mengikuti diklat ini, kita tidak bisa langsung menjadi ahli. Akan tetapi pembiasaan kita untuk berani mulai menulis, dan terus menulis secara konsisten adalah usaha nyata yang bisa kita lakukan untuk menjadi penulis dan ahli. Banyak jenis buku yang dapat ditulis oleh seorang guru. Itu bisa berupa buku fiksi, nonfiksi, teksbook, biografi ataupun buku tentang tips dan trik. Membuat tulisan yang jelas, terarah dan terstruktur dapat kita lakukan dengan mengetaui langkah-langkah sebelum menulis. Diantaranya yaitu pertama merencakana topik. Lebih mudahnya jika topik yang kita pilih ini adalah suatu hal yang kita kuasai. Misalnya menulis tentang topik materi IPA kelas VII atau hal yang dekat dengan diri kita lainnya
Langkah kedua adalah penentuan topik. Jika sudah ketemu topiknya lanjut langkah ketiga penelitian dan pengumpulan informasi. Semua penulis melakukan penelitian, keren banget kan. Selanjutnya membuat kerangka tulisan. Sebenarnya disini saya juga belum praktek sih, tapi saya berbagi pengetahuan di hari pertama kegiatan diklat kepenulisan ini. Penentuan tujuan dan audiens adalah langkah kelima. Sama halnya saat kita mau membuat konten di instagram nih. Biar kontennya bisa fyp atau di reach oleh banyak orang. Maka kita harus mengetahui bagaimana konten yang diinginkan oleh audiens kita. Yang terakhir adalah menentukan gaya dan nada penulisan. Seperti yang dijelaskan oleh narasumber dalam diklat, jika pembaca kita anak SD kelas 1, maka kita harus menulis dengan bahasa dan gaya yang sesuai dengan usianya.
Menulis itu menurutku, terkadang asik, terkadang juga sudah berpikir sampai mentok tapi tidak muncul satupun kalimat atau bahkan kata. Aku sendiri berpikir, jika aku rajin membaca, maka aku juga bisa menulis. Karena menulis membutuhkan banyak kumpulan informasi, kata-kata yang akan kita susun dalam banyak kalimat, paragraf sampai menjadi sebuah buku utuh.
Terimakasih sekali kepada pihak komunitas penulis Grobogan yang telah menginisiasi kegiatan diklat kepenulisan ini, sampai nanti pendampingan penerbitan buku. Tentunya ini menjadi wadah yang sangat baik dalam modal pengembangan produktivita guru melalui kegiatan menulis.
Penulis : Novi Khoirunnisa Kurniawati, S.Pd., M.Pd.
Instansi : SMP N 5 Purwodadi
Silakan berkomentar dengan sopan
0 Komentar