Selamat Datang di Laman AGPG (Asosiasi Guru Penulis Grobogan) Asosiasi Guru Penulis Grobogan, merupakan perkumpulan guru yang berkomitmen untuk mengembangkan kompetensi bidang penulisan buku dan penyediaan bahan ajar bagi siswa

Hari Pertama Diklat Penulisan Buku bareng AGPG

 



Hari Pertama Diklat Penulisan Buku bareng AGPG

Selasa, 25 Maret 2025 diadakannya diklat penulisan buku bagi guru dan kepala sekolah se-Kabupaten Grobogan bareng AGPG (Asosiasi Guru Penulis Grobogan). Diklat di hari pertama ini, dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, yang menekankan pentingnya menulis sebagai bentuk kontribusi dalam dunia pendidikan. Beliau mengingatkan bahwa belajar adalah proses sepanjang hayat, dari lahir hingga liang lahat. Oleh karena itu, peserta yang telah mendaftar diharapkan benar-benar menulis buku dan menjadikannya hal tersebut sebagai kebiasaan, bahkan kebiasaan tersebut menjadi candu. Harapannya, setiap guru mampu menghasilkan karya yang bermanfaat, kelak akan menjadi jejak digital yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang.

Pada sesi pertama, Bu Sutarti menyampaikan materi tentang dasar-dasar penulisan buku. Menurutnya, menulis bukan sekadar menciptakan karya, tetapi juga melatih pola pikir agar lebih kritis dan sistematis. Salah satu tujuan utama dalam menulis buku adalah mengembangkan gagasan dan konsep yang bisa bermanfaat bagi pembaca. Untuk membangun reputasi sebagai penulis, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Langkah tersebut seperti menulis secara teratur, bergabung dengan komunitas menulis seperti AGPG, dan menerima umpan balik.

Dalam dunia kepenulisan, buku terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu fiksi dan nonfiksi. Proses menulis buku juga tidak bisa instan, melainkan melalui beberapa tahapan, yakni pra-menulis (mencari ide dan merancang konsep), menulis draft pertama, serta melakukan revisi dan penyuntingan agar hasilnya lebih baik.

Mengenai inspirasi menulis, bisa datang dari mana saja, bahkan saat sedang jalan-jalan. Terpenting, menulis harus dilakukan secara teratur, dengan manajemen waktu yang baik, serta menghindari gangguan agar tetap fokus. Setelah tulisan selesai, penting untuk membacanya kembali dan melakukan penyuntingan sebelum dipublikasikan. Bu Sutarti juga memperkenalkan perpustakaan digital AGPG, yang bisa menjadi sumber referensi bagi para penulis.

Pada sesi kedua, Pak Eko Budiyono membahas teknik penulisan buku yang menarik. Salah satu kunci utama dalam menulis adalah membuat pembaca penasaran dan ingin terus membaca buku kita. Oleh karena itu, penting untuk memiliki opening yang menggigit, sehingga sejak awal pembaca merasa tertarik.

Beliau juga memberikan beberapa tips menulis bagi pemula, seperti memulai dengan mengunduh KBBI sebagai referensi kata baku, menghindari kalimat panjang dan bertele-tele (idealnya tidak lebih dari 17 kata per kalimat), serta menggunakan tanda baca yang tepat agar tulisan lebih nyaman dibaca. Selain itu, elemen pendukung seperti judul, subjudul, dan ilustrasi juga bisa membantu memperjelas isi tulisan, sehingga pembaca lebih mudah memahami maksud yang disampaikan. Menulis dengan kalimat kreatif juga sangat dianjurkan agar tulisan tidak terasa monoton.

Bahkan Pak Eko, juga menyampaikan tentang jenis-jenis buku secara rinci. Sebelum menulis, alangkah baiknya kita menentukan jenis buku terlebih dahulu.

Dalam diklat ini juga diperkenalkan program Gema Rusa Menuku (Gerakan Bersama Guru Bisa Menulis Buku). Targetnya, setiap sekolah minimal menghasilkan satu buku sebagai bentuk kontribusi nyata dalam dunia literasi. Bahkan, dalam jangka pendek, program ini menargetkan pencapaian Rekor MURI pada peringatan Hari Guru Nasional. Sementara dalam jangka panjang, AGPG akan terus mendampingi para guru agar semakin berkembang dalam dunia kepenulisan.

Dari diklat hari ini, saya semakin menyadari bahwa menulis bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang niat dan usaha. Tidak ada karya yang langsung sempurna, tetapi setiap tulisan yang dibuat dengan kesungguhan pasti akan memberikan manfaat. Mari memulai menulis dari hal-hal sederhana, mencatat apa yang kita lihat, rasakan, dan pikirkan, karena setiap ide yang dituangkan bisa menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.


Silakan berkomentar dengan sopan

0 Komentar